Seminar dan Bedah Buku Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya Menulis Di Sekolah (2)
Minggu, Desember 02, 2018
Setelah sebelumnya kita membahas beberapa hal tentang kepenulisan yang disampaikan oleh Agus Mulyadi dalam Seminar dan Bedah Buku di Kota Magelang. Pada postingan kali ini akan menyampaikan ilmu dari pembicara yang kedua yaitu Ahmad Damar Arifin atau biasa dipanggil Kak Damar.
Kak Damar
menyampaikan dalam buku Menyemai Budaya Literasi yang ditulis oleh 40 pustakwan
Kota Magelang, bahwa penerapan Gerakan Literasi Sekolah yang saat ini
dijalankan di berbagai sekolah memiliki teknis yang berbeda-beda. Siswa tidak
hanya diharuskan membaca lima belas menit, tetapi juga membentuk kelas menjadi
zona yang nyaman untuk belajar.
Ada 3 hal yang
disampaikan dalam program Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah terbagi dalam
Literasi Dini, Literasi Dasar, dan Literasi Perpustakaan. Literasi Dini
diadakan di saat usia dini di PAUD. Literasi ini dilakukan oleh guru dengan
cara bercerita atau mendongeng. Hal penting yang harus dilakukan oleh guru
PAUD maupun TK, anak usia dini tidak perlu diajari membaca, menulis maupun berhitung
(calistung). Anak usia dini akan merasa stres apabila sudah diajari calistung,
karena anak usia dini lebih baik diajak bermain, menyanyi, mendengarkan cerita
atau dongeng agar lebih terhibur. Literasi Dasar diadakan di tingkat SD dan SMP.
Literasi Dasar bagi siswa kelas I SD diajari tentang membaca, menulis, maupun
berhitung, kegiatan ini akan terus dilakukan dalam proses pembelajaran sampai
anak tersebut melanjutkan jenjang SMP. Sedangkan Literasi perpustakaan
merupakan literasi informasi yang ada di perpustakaan, bisa melalui pendidikan
pemakai, panduan penggunaan layanan yang ada di perpustakaan, fasilitas yang
ada di perpustakaan, dan lain-lain.
Ada 10 ragam
kegiatan literasi yang disampaikan oleh Kak Damar dalam kegiatan ini, yaitu:
- Membaca nyaring / read aloud
- Membaca mandiri
- Membaca bersama
- Membaca terpadu
- Saling menceritakan hasil bacaan / berpasangan
- Melanjutkan cerita
- Mengembangkan tokoh
- Menulis cerita/puisi/artikel/pengalaman
- Membuat graphic organizer/pengatur grafis
- Membuat kelas kaya literasi
Tujuan literasi
secara umum adalah menciptakan individu yang mampu menerapkan keahlian yang
dimilikinya dalam hidup. Kak Damar yang merupakan guru Pendidikan Anak Usia Dini
menyampaikan bahwa adanya sudut baca merupakan suatu inovasi yang harus
dilakukan oleh siswa, guru, maupun pustakawan agar menjadi tempat yang baik
untuk kegiatan belajar mengajar. Kemudian literasi menulis, guru maupun
pustakawan bisa mengumpulkan berbagai tulisan dari siswa yang kemudian
dibukukan dan diterbitkan.
Kak Damar
menyampaikan tiga hal dalam dunia menulis, kegiatan menulis dibentuk oleh 3 L,
yaitu Lahir, Lingkungan, Latihan. Seseorang bisa menulis bisa jadi merupakan
suatu bakat yang sudah ada sejak lahir. Dari segi lingkungan, seseorang bisa
menjadi penulis apabila di sekelilingnya adalah orang-orang yang menyukai dunia
tulis-menulis. Bisa orang tua, guru, maupun teman dekat. Khusus untuk orang tua
atau ibu, ibu merupakan madrasah bagi anak-anaknya. Jika memiliki ibu yang
mencintai dunia kepenulisan, anak-anaknya kemungkinan bsa menjadi penulis.
Saat ini, buku yang
ada di Indonesia memiliki berbagai jenis yang begitu mudah didapat di
perpustakaan maupun di toko buku. Pemilihan buku memang sebaiknya disesuaikan
dengan tingkat pendidikan anak. Kak Damar memberikan saran bagi guru, orang tua, maupun
pustakawan sebaiknya jangan melarang anak / siswa membaca buku apa yang
dipilihnya meskipun buku tersebut belum patut untuk dibaca sesuai umurnya.
Namun, anak / siswa tersebut sebaiknya dilakukan pendampingan agar tidak terjadi
kekeliruan kesimpulan dalam informasi yang terdapat di buku tersebut.
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkaninformasi seputar perpustakaan disetiap postingan kami
- Jadilah pembaca pertama yang mengetahui informasi tersebut
