Seminar dan Bedah Buku Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya Menulis Di Sekolah (1)
Jumat, November 30, 2018
Dalam upaya meningkatkan
kompetensi di bidang perpustakaan maupun pendidikan, beberapa anggota maupun
pengurus Atpusi Kebumen berusaha ngangsu kawruh di berbagai kesempatan yang ada
melalui workshop, diklat, maupun seminar. Setelah sebelumnya anggota dan
pengurus Atpusi Kebumen mencari ilmu di Semarang dan Jogjakarta, kali ini
mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di Kota Santri, sebutan untuk Kota
Magelang. Kegiatan yang ada di Magelang ini adalah Seminar dan Bedah Buku
dengan tema Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya
Menulis di Sekolah.
Dalam kesempatan ini, 7
pustakawan anggota Atpusi Kebumen berkesempatan bergabung dengan puluhan
peserta lain mulai dari guru maupun pustakawan dari Kabupaten dan Kota
Magelang. Kepala Dinas Pendidikan Kota Magelang yaitu Bapak Taufik Nurbakin,
S.Pd. M.Pd. memberikan sanjungan kepada para pustakawan yang sudah datang
jauh-jauh dari Kebumen untuk mengikuti kegiatan ini.
Acara yang digelar tanggal 29
Desember 2018, diawali dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Pendidikan Taufik
Nurbakin, S.Pd. M.Pd. Beliau menyampaikan beberapa hal, diantaranya adalah, bahwa literasi
yang sedang digaungkan oleh pemerintah sebenarnya sudah ada sejak zaman nabi
dengan perintah Iqro atau Bacalah, namun bukan berarti membaca pesan WhatsApp
adalah literasi. Literasi merupakan suatu proses memahami bacaan agar mampu
memahami maksud dan ide-ide yang disampaikan. Ada hal penting yang disampaikan
oleh Pak Taufik untuk Atpusi Magelang dan Atpusi Kebumen yang akan tertulis di
postingan berikutnya.
Setelah pembukaan, ada
penyerahan buku dari Universitas Muhammadiyah Malang kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Magelang dan Dinas Pendidikan, yaitu buku Menyemai Budaya Literasi
yang ditulis oleh 40 pustakawan di Magelang. Buku ini berisi tentang penerapan
Gerakan Literasi Sekolah yang diterapkan oleh 40 pustakawan di sekolah
masing-masing.
Setelah itu, Agus Mulyadi yang
merupakan redaktur Mojok.co berkesempatan untuk menjadi pembicara pertama di
acara ini. Pria yang akrab disapa Gus Mul ini menceritakan kisah hidupnya
sebelum menjadi penulis. Gus Mul pada awalnya tidak terbersit untuk menjadi
penulis sebagai pekerjaannya sekarang. Dia bercita-cita menjadi anggota TNI
karena lingkungan di Kota Magelang yang memiliki base camp militer di Lembah
Tidar.
Agus bercerita bahwa menjadi
penulis merupakan sebuah insiden, merupakan keisengan saja karena pada saat itu
dia bekerja menjadi penjaga warnet yang menurutnya merupakan kegiatan yang
sangat membosankan karena hanya menunggu billing pembayaran dari pengguna
warnet. Agus kemudian iseng untuk menulis beberapa kisah pribadinya di blog.
Agus juga pernah membuka jasa edit foto seseorang dengan artis idola, yang
kemudian menjadi viral dan mendapat undangan dari beberapa TV Nasional. Setelah
berhenti karena dia menyadari bahwa edit foto dengan artis idolanya bisa
menyalahi undang-undang ITE. Agus kemudian fokus menulis di akun Facebook
maupun blognya sendiri.
Agus menyampaikan bahwa lingkungan literasi dimulai
dari membaca dan kepiawaian merangkai kata tidak hanya didapat dari membaca
tetapi juga menulis. Artinya, membaca dan menulis merupakan suatu hal yang
berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan. Jika seseorang ingin menekuni dunia
tulis menulis, harus diawali dengan membaca. Karena penulis yang bagus datang dari
pembaca yang lahap.
Kemudian satu hal yang penting
disampaikan oleh Agus Mulyadi adalah, saat ini dunia internet sangat banyak
konten negatif, konten tersebut menurut Agus tidak bisa dihilangkan karena ada
produsen yang sengaja membuat. Hal inilah yang harus kita lakukan dengan
menutupi konten negatif tersebut dengan konten yang positif. Satu konten
negatif bisa kita tutupi dengan seratus atau bahkan seribu konten positif, baik
melalui tulisan, gambar, video maupun hal lain.
Hal ini menjadi pelecut semangat
para pustakawan yang merupakan sumber informasi bagi pemustaka untuk menulis
sesuatu yang baik, menyampaikan ilmu yang bermanfaat, dalam berbagai media yang
ada saat ini. Bisa melalui blog, Facebook, mading di sekolah, majalah sekolah
atau pun media lain
Setelah itu, pembicara kedua Ahmad Damar Arifin yang biasa dipanggil Kak Damar menyampaikan ilmunya tentang dunia literasi dan dunia pendidikan. Penasaran? Akan saya tulis di postingan berikutnya.
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkaninformasi seputar perpustakaan disetiap postingan kami
- Jadilah pembaca pertama yang mengetahui informasi tersebut

