-->

Seminar dan Bedah Buku Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya Menulis Di Sekolah (1)

Seminar dan Bedah Buku Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya Menulis Di Sekolah (1)

Dalam upaya meningkatkan kompetensi di bidang perpustakaan maupun pendidikan, beberapa anggota maupun pengurus Atpusi Kebumen berusaha ngangsu kawruh di berbagai kesempatan yang ada melalui workshop, diklat, maupun seminar. Setelah sebelumnya anggota dan pengurus Atpusi Kebumen mencari ilmu di Semarang dan Jogjakarta, kali ini mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di Kota Santri, sebutan untuk Kota Magelang. Kegiatan yang ada di Magelang ini adalah Seminar dan Bedah Buku dengan tema Menyemai Budaya Literasi: Implementasi Gerakan Literasi dan Budaya Menulis di Sekolah.

Dalam kesempatan ini, 7 pustakawan anggota Atpusi Kebumen berkesempatan bergabung dengan puluhan peserta lain mulai dari guru maupun pustakawan dari Kabupaten dan Kota Magelang. Kepala Dinas Pendidikan Kota Magelang yaitu Bapak Taufik Nurbakin, S.Pd. M.Pd. memberikan sanjungan kepada para pustakawan yang sudah datang jauh-jauh dari Kebumen untuk mengikuti kegiatan ini.

Acara yang digelar tanggal 29 Desember 2018, diawali dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Pendidikan Taufik Nurbakin, S.Pd. M.Pd. Beliau menyampaikan beberapa hal, diantaranya adalah, bahwa literasi yang sedang digaungkan oleh pemerintah sebenarnya sudah ada sejak zaman nabi dengan perintah Iqro atau Bacalah, namun bukan berarti membaca pesan WhatsApp adalah literasi. Literasi merupakan suatu proses memahami bacaan agar mampu memahami maksud dan ide-ide yang disampaikan. Ada hal penting yang disampaikan oleh Pak Taufik untuk Atpusi Magelang dan Atpusi Kebumen yang akan tertulis di postingan berikutnya.

Setelah pembukaan, ada penyerahan buku dari Universitas Muhammadiyah Malang kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Magelang dan Dinas Pendidikan, yaitu buku Menyemai Budaya Literasi yang ditulis oleh 40 pustakawan di Magelang. Buku ini berisi tentang penerapan Gerakan Literasi Sekolah yang diterapkan oleh 40 pustakawan di sekolah masing-masing.

Setelah itu, Agus Mulyadi yang merupakan redaktur Mojok.co berkesempatan untuk menjadi pembicara pertama di acara ini. Pria yang akrab disapa Gus Mul ini menceritakan kisah hidupnya sebelum menjadi penulis. Gus Mul pada awalnya tidak terbersit untuk menjadi penulis sebagai pekerjaannya sekarang. Dia bercita-cita menjadi anggota TNI karena lingkungan di Kota Magelang yang memiliki base camp militer di Lembah Tidar.

Agus bercerita bahwa menjadi penulis merupakan sebuah insiden, merupakan keisengan saja karena pada saat itu dia bekerja menjadi penjaga warnet yang menurutnya merupakan kegiatan yang sangat membosankan karena hanya menunggu billing pembayaran dari pengguna warnet. Agus kemudian iseng untuk menulis beberapa kisah pribadinya di blog. Agus juga pernah membuka jasa edit foto seseorang dengan artis idola, yang kemudian menjadi viral dan mendapat undangan dari beberapa TV Nasional. Setelah berhenti karena dia menyadari bahwa edit foto dengan artis idolanya bisa menyalahi undang-undang ITE. Agus kemudian fokus menulis di akun Facebook maupun blognya sendiri.

Agus menyampaikan bahwa lingkungan literasi dimulai dari membaca dan kepiawaian merangkai kata tidak hanya didapat dari membaca tetapi juga menulis. Artinya, membaca dan menulis merupakan suatu hal yang berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan. Jika seseorang ingin menekuni dunia tulis menulis, harus diawali dengan membaca. Karena penulis yang bagus datang dari pembaca yang lahap.

Kemudian satu hal yang penting disampaikan oleh Agus Mulyadi adalah, saat ini dunia internet sangat banyak konten negatif, konten tersebut menurut Agus tidak bisa dihilangkan karena ada produsen yang sengaja membuat. Hal inilah yang harus kita lakukan dengan menutupi konten negatif tersebut dengan konten yang positif. Satu konten negatif bisa kita tutupi dengan seratus atau bahkan seribu konten positif, baik melalui tulisan, gambar, video maupun hal lain.

Hal ini menjadi pelecut semangat para pustakawan yang merupakan sumber informasi bagi pemustaka untuk menulis sesuatu yang baik, menyampaikan ilmu yang bermanfaat, dalam berbagai media yang ada saat ini. Bisa melalui blog, Facebook, mading di sekolah, majalah sekolah atau pun media lain

Setelah itu, pembicara kedua Ahmad Damar Arifin yang biasa dipanggil Kak Damar menyampaikan ilmunya tentang dunia literasi dan dunia pendidikan. Penasaran? Akan saya tulis di postingan berikutnya.

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkaninformasi seputar perpustakaan disetiap postingan kami
  • Jadilah pembaca pertama yang mengetahui informasi tersebut

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel