Kemudahan informasi
Seiring dengan kemajuan zaman, kemajuan teknologi,
dan kemudahan akses informasi publik membuat masyarakat makin dimanjakan dengan
kemudahan-kemudahan tersebut. Kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat yang
dijamin oleh konstitusi membuat masyarakat proaktif dalam membuat dan menyebarkan
informasi. Banyak keuntungan dari mudahnya akses informasi ini, namun tak
sedikit yang dirugikan karena aksi oknum yang serampangan dalam menyebarkan
informasi yang tidak benar atau lebih dikenal dengan istilah hoax.
Apa sih Hoax?
Menurut Wikipedia
Pemberitaan palsu (hoax) adalah
informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Hoax ini sangat berbahaya dan
tentunya merugikan bagi sebagian pihak. Di zaman serba medsos, dimana setiap
orang ingin menunjukan eksistensi dirinya, ingin dikatakan selalu up to date, ingin banyak followers, dan berbagai motif lainnya,
penting kiranya bagi penyaji informasi atau penikmat informasi agar mempunyai
kemampuan untuk menyaring informasi tersebut. Kita tentunya menginginkan apa
yang kita bagikan dan apa yang kita terima berbuah kebaikan atau manfaat, oleh
sebab itu sudah sepantasnya kita sebagai masyarakat dituntut untuk cerdas dalam
hal memilih dan memilah informasi. Dan kita tahu cara untuk meyaring informasi hoax adalah dengan kemampuan literasi
informasi.
Apa
sih Literasi Informasi?
Literasi informasi mencakup
pengetahuan dan kebutuhan informasi seseorang dan kemampuan untuk mengenali,
mengetahui lokasi, mengevaluasi, mengorganisasi, menciptakan dan
mengkomunikasikan informasi secara efektif untuk mengatasi isu atau masalah
yang dihadapi seseorang.[1]
Secara sederhana literasi
informasi adalah kemampuan untuk menyaring informasi, agar informasi yang kita
terima itu valid dan kita bisa memanfaatkanya.
Apa hubungan Literasi Informasi dengan Perpustakaan atau Pustakawan?
Kalau bisa saya katakana perpustakaan
adalah gudangnya informasi, baik informasi cetak maupun non cetak tersedia di
dalamnya. Di era digital ini, Pustakawan dituntut untuk menunjukan eksitensinya
di dunia pendidikan dan masyarakat, pustakawan berlomba mempromosikan
perpustakaannya lewat tulisan atau artikel di blog atau website. Praktik langsung di lapangan, Perpustakaan bisa juga
menyedian akses Wifi HotSpot gratis,
pojok baca demi memfasilitasi kebutuhan informasi.
Salah satu peranan
perpustakaan dalam dunia pendidikan adalah sebagai pusat ilmu pengetahuan dan turut serta mendukung sekolah dalam
menciptakan generasi yang memiliki kemampuan literasi informasi yang baik.
Dalam praktiknya pustakawan bisa bekerja sama dengan guru saat proses belajar
mengajar dalam kurikulum 2013 ini. Sebagai contoh;
Sang guru memberikan umpan
atau topik permasalahan yang ada dalam masyarakat dan siswa harus memecahkan
masalah tersebut dengan referensi buku, majalah yang ada di perpustakaan.
Pustakawan menunjukan beberapa referensi yang bisa digunakan, cara mencarinya bisa
lewat catalog, OPAC, via internet dengan
mencantumkan sumbernya. Kemudian siswa mempresentasikan hasilnya di depan
kelas. [2]
Dalam kasus di atas siswa
dilatih untuk melakukan proses literasi informasi sebelum menjawab persoalan
yang di lontarkan oleh guru. Harapannya siswa mempunyai kemampuan literasi
informasi yang baik dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya nantinya.
Harapanya siswa bisa terhindar dari memanfaatkan informasi yang salah atau hoax.
Kaidah Penting
Dengan mudahnya akses
informasi dan banyaknya info hoax maka
penulis ingin berbagi mengenai kaidah penting sebelum kita membagikan sebuah
informasi.
“Jika anda mendengar kabar
atau informasi, Jika benar dan bermanfaat maka sebarkan!
“Jika anda mendengar kabar
atau informasi, Jika benar dan tidak bermanfaat maka jangan sebarkan!
“Jika anda mendengar kabar
atau informasi, Jika tidak benar
atau tidak pasti maka jangan sebarkan!
Semoga bermanfaat.
Rferensi:
[2]
materi diklat Literasi informasi tahun 2016
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkaninformasi seputar perpustakaan disetiap postingan kami
- Jadilah pembaca pertama yang mengetahui informasi tersebut